MAKALAH ILMU SOSIAL
BUDAYA DASAR
“MANUSIA DAN
LINGKUNGAN”

DISUSUN OLEH :
NADIA NISAUL KHAIRA : 2315035
DOSEN PEMBIMBING :
REVI HANDAYANI
M.Hum
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN
BAHASA INGGRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGRI (IAIN)
BUKITTINGGI
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini bisa berjalan tanpa adanya hambatan yang
di luar kemampuan.
Shalawat
beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad s.a.w, yang telah membawa risalah dari
Allah terutama nabi yang telah membawa mu’jizat-Nya yang berupa Al-Qur’an, yang
dengannya bisa kita peroleh petunjuk dan segala macam ilmu.
Untuk yang
selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada dosen saya yang telah memberi tugas dan
bimbingan kepada saya, sehingga dapat tersusun makalah
ini.
Saya menyadari
bahwa dalam makalah saya masih banyak terdapat kesalahan
yang itu memang kelemahan dari saya, untuk itu, saya mohon untuk diberikan kritik dan saran untuk kemajuan saya.
Akhirnya saya berharap, makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wa’alaikumussalam wr.wb
Bukittinggi,
November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………..ii
BAB I : LATAR BELAKANG……………………………………………………………..1
RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………1
TUJUAN & MANFAAT………………………………………………………….1
a.Tujuan……………………………………………………………………………1
b.Manfaat………………………………………………………………………….2
BAB II :
PEMBAHASAN…………………………………………………………………3
Manusia
dan Lingkungan………………………………………..........................…3
A.Ekologi Manusia dan Kesadaran Individu dalam
Pengelolaan Lingkungan……………………………………………….......................................3
B.Kesadaran
Individu dalam Masyarakat…………………………………..……...3
C.Pencemaran
Lingkungan……………………….....................................……......4
D.Pengendalian Pencemaran……………………………….....…………………...4
E.Pengaruh Lingkungan Terhadap
Individu............................................................5
F.Isu-Isu Penting Tentang Persoalan Lintas
Budaya...............................................6
BAB III :
PENUTUP………………………………………………………..…………….8
A.KESIMPULAN…………………………………………………..…………….8
B.SARAN…………………………………………………………..……………..8
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………......……………....9
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Latar Belakang Masalah Lingkungan memiliki hubungan dengan manusia. Lingkungan
memengaruhi sikap dan perilaku manusia, demikian pula kehidupan manusia akan
memengaruhi lingkungan tempat hidupnya. Hubungan antara lingkungan dan
kehidupan manusia sudah diakui para pemikiraan tokoh dunia sejak dahulu.
Aristoteles mengatakan manusia dipengaruhi oleh aspek geografi dan lembaga
politik. Montesquieu menyatakan bahwa iklim mempengaruhi perilaku politik
dan semangat manusia. Arnold Toynbee menyatakan peradban manusia akan tumbuh
pada lingkungan yang sukar dan penuh tantangan sehingga melahirkan elan
vital. Henry Thomas Bucle mentakan bahwa iklim, tanaman, dan tanah saling
berkaitan dalam memengaruhi karakter dan sifat manusia. Dari beberapa pendapat
di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor lingkungan (tanah, iklim,
topografi, sumber daya alam) dapat menjadi prakondisi bagi sifat dan
perilaku manusia. Lingkungan menjadi salah satu variabel yang memengaruhi kehidupan
manusia. Manusia pun dapat memengaruhi lingkungan demi kemajuan dan
kesejahteraan hidupnya. Bab ini mengkaji masalah lingkungan hidup dan manusia
serta hubungan timbal balik antara keduanya. Uraiannya mencakup : hakikat dan
makna lingkungan bagi manusia; kualitas penduduk dan lingkungan terhadap
kesejahteraan manusia; problematika lingkungan sosial budaya yang dihadapi
masyarakat beradab; isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan bangsa.
B.Tujuan
1. Pembaca diharapkan mampu mengetahui hakikat dan makna lingkungan bagi
manusia.
2. Mengetahui kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan
manusia
3. Mengetahui masalah lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat
beradab.
4. Serta mengetahui isu-isu penting tentang prsoalan lintas budaya dan
bangsa.
C. Manfaat
1. Mampu menjelaskan ekologi manusia dan kesadaran individu dalam
pengelolaan lingkungan.
2. Menguraikan tentang pencemaran lingkungan.
3. Mengidentifikasi pengendalian pencemaran.
4. Mengemukakan pengaruh lingkungan terhadap individu.
5. Mengemukakan isu-isu tentang persoalan lintas budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
“MANUSIA DAN LINGKUNGAN”
A.EKOLOGI MANUSIA DAN KESADARAN INDIVIDU DALAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN.
Secara alamiah manusia berinteraksi dengan
lingkungannya, manusia sebagai pelaku dan sekaligus dipengaruhi oleh
lingkungan. Perlakuan manusia terhadap lingkungannya sangat menentukan
keramahan lingkungan terhadap kehidupannya sendiri. Manusia dapat memanfaatkan
lingkungan tetapi perlu memelihara lingkungan agar tingkat kemanfaatannya bisa
dipertahankan bahkan ditingkatkan. Bagaimana manusia menyikapi dan mengelola
lingkungannya pada akhirnya akan mewujudkan pola-pola peradaban dan kebudayaan.
Ruang lingkup ekologi manusia
menurut Hawley adalah sebagaimana pertanyaannya, “Ekologi Manusia, sebagaimana
ekologi tumbuh-tumbuhan dan manusia, merepresentasikan penerapan khusus dari
pandangan umum pada sebuah kelas khusus dalam sebuah kehidupan. Ini meliputi
dua kesadaran bahwa ada perbedaan dalam kesatuan tersebut. Manusia, sebagaimana
kita tahu, tidak hanya bekerja dalam sebuah tempat jaringan kehidupan,
melainkan dia juga mengembangkan di antara angoota-anggotanya sebuah pengalaman
hubungan lingkungan yang sebanding dalam tanggung jawab pentingnya atas
lingkungan hidup yang lebih terbuka.”
B.KESADARAN INDIVIDU DALAM MASYARAKAT
Kesadaran terhadap lingkungan tidak
hanya bagaimana menciptakan suatu yang indah atau bersih saja, akan tetapi ini
sudah masuk pada kewajiban manusia untuk menghormati hak-hak orang lain. Hak
orang lain tersebut adalah untuk menikmati dan merasakan keseimbangan alam
secara murni. Sehingga kegiatan-kegiatan yang sifatnya hanya merusak saja,
sebaiknya dihindari dalam perspetif ini. Oleh karena itu, tindakan suatu
kelompok yang hanya ingin menggapai keuntungan pribadi saja sebaiknya juga
harus meletakkan rasa toleransi ini.Toleransi/ sikap tenggang rasa adalah
bagian dari konsekuensi logis dari kita hidup bersama sebagai makhluk sosial.
Melanggar konsekuensi ini juga berarti melanggar etika kehidupan bersama.
C.PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran air misalnya, bisa
dikategorikan melalui ukuran zat pencemar yang diizinkan dibuang pada suatu
jangka waktu tertentu. Misalnya satuan berat unsur atau senyawa kimia setiap
hari. Atau tingkat konsentrasi zat pencemar dalam air buangan. Misalnya,
maksimum pp, unsur senyawa kimia yang diizinkan. Kemudian jumlah maksimum yang
dapat dibuang dalam setiap unit produksi. Misalnya dalam produksi setiap ton
kertas tidak diperbolehkan sekian kilogram zat padat dan lain sebagainya.
Dengan demikian, disamping perkiraan atas pengaruh yang bersifat kimia, fisis
dan biologis, maka dituntut perkiraan mengenai biaya keseluruhan tekhnologi
lingkungannya, usianya, semua fasilitas yang digunakan, teknik penggunaannya,
metode operasinya, dan lain-lain.
Pencemaran lingkungan yang berdampak
pada berubahnya tatanan lingkungan karena kegiatan manusia atau oleh proses
alam berakibat lingkungan kurang berfungsi. Pencemaran berakibat kualitas
lingkungan menurun, sehingga menjadi fatal jika hal itu tidak bisa dimanfaatkan
sebagaimana fungsi sebenarnya. Ini disadari, keadaan lingkungan yang ditata
sebaik-baiknya untuk menjaga kehidupan kini dan mendatang. Perubahan ini
bukannya menunjukkan perkembangan yang optimis dan mengarah pada tuntutan
zaman, namun malahan sebaliknya.
D. PENGENDALIAN PENCEMARAN
Salah satu akibat yang paling pasti
dari adanya pencemaran adalah perubahan tatanan lingkungan alam atau ekosistem
yang sebelumnya secara alami telah terjadi. Akibat lainnya adalah tidak atau
kurang berfungsi satu atau beberapa elemen lingkungan dikarenakan kegiatan
manusia yang mengakibatkan pencemaran tersebut. Akibat lain, dan ini barangkali
yang paling fatal adalah menurunnya kualitas sumber daya dan kemudian tidak
bisa dimanfaatkan lagi.
Pencemaran akibat industri misalnya,
merupakan hal yang harus dihindari karena, baik polusi udara yang
diakibatkannya manupun limbah hasil proses pengelolaan barang mentahnya sangat
berbahaya bagi makhluk hidup. Jika industrialisasi merupakan proyek pembangunan
yang tak bisa dihindari guna kemajuan manusia, maka setidaknya harus ada
landasan bagaimana industrialisasi yang tak merugikan. Pencegahan pencemaran
industri dimulai dari tahap perencanaan pembangunan maupun pengoperasian
industri. Hal tersebut meliputi pemilihan lokasi yang dikaitkan dengan rencana
tata ruang ; studi yang menyangkut pengaruh dari pemilihan industri terhadap
kemungkinan pencemaran dengan melalui prosedur AMDAL maupun ANDAL; pemilihan
tekhnologi yang lebih penting lagi adalah pemilihan tekhnologi yang tepat guna
proses pengelolaan limbah industri termasuk daur ulang dari limbah tersebut.
Hal ini penting mengingat kebutuhan kelestarian lingkungan yang ada
disekitarnya.
E. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP INDIVIDU
1. Lingkungan
membuat individu sebagai makhluk sosial.
Yang dimaksud dengan lingkungan pada
uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat
memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut
suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan
yang lainnya.
2. Lingkungan
membuat wajah budaya bagi individu.
Lingkungan dengan aneka ragam
kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi
kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang,
karena manusia hidup adalah manusia yang berpikir dan serba ingin tahu serta
mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.
Lingkungan
memiliki peranan bagi individu, sebagai :
·
Alat untuk kepentingan dan kelangsungan
hidup individu dan menjadi alat pergaulan sosial individu.
Contoh
: air dapat digunakan untuk minum atau menjamu teman ketika berkunjung ke
rumah.
·
Tantangan bagi individu dan individu
berusaha untuk dapat menundukkannya. Contoh : air banjir pada musim hujan
mendorong manusia untuk mencari cara-cara untuk mengatasinya.
·
Sesuatu yang diikuti individu.
Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa memberikan rangsangan kepada individu
untuk berpartisipasi dan mengikutinya serta berupaya untuk meniru dan
mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh : seorang
anak yang senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin belajar, sedikit
banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya sehingga lama kelamaan dia
pun berubah menjadi anak yang rajin.
·
Objek penyesuaian diri bagi individu,
baik secara alloplastis maupun autoplastis. Penyesuaian diri alloplastis
artinya individu itu berusaha untuk merubah lingkungannya. Contoh : dalam
keadaan cuaca panas individu memasang kipas angin sehingga dikamarnya menjadi
sejuk. Dalam hal ini, individu melakukan manipulation, yaitu mengadakan usaha
untuk memalsukan lingkungan panas menjadi sejuk sehingga sesuai dengan dirinya.
F. ISU-ISU PENTING
TENTANG PERSOALAN LINTAS BUDAYA
Secara umum, persoalan lintas budaya
umunya terkait dengan perkembangan kebudayaan dari suatu wilayah atau bagian
didunia memengaruhi atau dipengaruhi. Persoalan lintas budaya dapat diartikan
pula sebagai perkembangan modernisasi yang berkembang terus menjadi globalisasi.
Globalisasi adalah sistem atau tatanan
yang menyebabkan suatu negara tidak mengkin mengisolasi diri akibat kemajuan
tekhnologi dan komunikasi. Dalam era globalisasi unsur-unsur budaya saling
memengaruhi dari suatu budaya ke budaya lain. Pengaruh globalisasi tersebut
dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu :
1.
Pengaruh positif
Pengaruh
positif adalah bisa berwujud pengembangan ilmu pengetahuan, berkembangnya
tekhnologi yang lebih baik, perkembangan sistem pemerintahan, perekonomian,
politik mengarah pada pelaksanaan yang lebih sistematis dan logisrasional.
2.
Pengaruh Negatif
Pengaruh
negatif adalah bergesernya norma dan nilai moral, sehingga ukuran nilai dan
norma menjadi lebih lunak.
Dari
sisi keIndonesiaan, dapat persoalan lintas budaya ini adalah :
1.
Kesenjangan kebudayaan
Kesenjangan
kebudayaan adalah pertumbuhan atau perubahan unsur kebudayaan tidak sama
cepatnya. Ketidakseimbangan perubahan kebudayaan material dengan kebudayaan
imaterial disebut kesenjangan kebudayaan. Keseimbangan dalam kehidupan
masyarakat (social equlibirium) tidak selalu berarti tidak menginginkan
perubahan atau berhenti pada suatu titik. Tetapi maksudnya, perubahan yang
terjadi dalam suatu unsur tidak mengganggu unsur yang lain atau unsur yang lain
diharapkan menyesuaikan diri sehingga terjadi keseimbangan.
2.
Goncangan kebudayaan
Goncangan
kebudayaan adalah ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga
menghasilkan pola kehidupan sosial yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat.
Ada 4 tahap yang membentuk siklus cultural
shock, yaitu :
a. Tahap
inkubasi ; kadang-kadang disebut tahap bulan madu, sebagai pengalaman baru yang
menarik
b. Tahap
krisis, ditandai dengan suatu perasaan dendam, pada saat inilah terjadi korban cultural shock.
c. Tahap
kesembuhan, korban mampu melampaui tahap kedua, hidup dengan damai.
d. Tahap
penyesuaian diri ; sekarang orang tersebut sudah membanggakan suatu yang
dilihat dan dirasakannya dalam kondisi yang baru itu ; rasa cemas dalam dirinya
sudah berlalu.
Faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri antarkebudayaan adalah :
1. Besar
kecilnya perbedaan antar kebudayaan tempat asalnya dengan kebudayaan lingkungan
yang dimasukiinya.
2. Pekerjaan
yang dilakukannya, yaitu apakah pekerjaan yang dilakukannya itu dapat toleransi
dengan latar belakang pendidikannya atau pekerjaannya sebelumnya.
3. Suasana
lingkungan tempat ia bekerja. Suasana lingkungan yang terbuka akan mempermudah
seseorang menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan suasana lingkungan yang
tertutup.
Dengan
demikian, penting kemudian mencermati lingkungan sekitar kita dalam
beraktiivitas dan bertindak. Lingkungan yang berasal dari luar dan bernilai
positif dapat diadaptasi dan dipraktikkan menjadi kebiasaan keseharian.
Demikian sebaliknya, lingkungan yang negatif dapat merupakan bahkan merusak
kebiasaan yang telah berjalan baik selama ini.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari sekian banyak uraian diatas, maka penulis bisa mengambil kesimpulan
bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Segala
yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu
kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi
manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan.
B.SARAN
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyarankan kepada pembaca
diantaranya sebagai berikut :
1.
Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk
meningkatkan motivasi belajar yang lebih tinggi lagi.
2.
Khususnya bagi generasi muda adalah calon sarjana,
jadi anda harus mempunyai wawasan yang luas dan berintelektual tinggi.
3.
Sebaiknya pembaca lebih banyak mempelajari tentang
hakikat dan makna lingkungan bagi manusia, kualitas penduduk dan lingkungan
terhadap kesejahteraan manusia, masalah lingkungan sosial budaya yang dihadapi
masyarakat beradab, serta isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan
bangsa.
DAFTAR
PUSTAKA
Prof. Dr. Tumanggor, Rusmin, M.A,dkk,
Ilmu Sosial & Budaya Dasar, Jakarta : 2012, Edisi Revisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar