Senin, 22 Mei 2017

Prinsip Prinsip Proses Belajar Mengajar





                                                            BAB I


PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
            Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau suatu proses belajar mengajar dan belajar. Aktivitas ini merupakan proses komunikasi dua arah, antara pihak guru dan peserta didik. UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan : “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”
            Memperhatikan makna pembelajaran tersebut dapatlah dipahami bahwa pembelajaran adalah membelajarkan peserta didik dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran dapat disebut berhasil bila dapat mengubah peserta didik dalam arti luas serta dapat menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik selama ia terlibat dalam proses pembelajaran itu dapat dirasakan manfaatnya secara langsung. Hal itu dapat dicapai manakala kesiapan guru untuk dapat dimengerti , memahami, dan menghayati berbagai hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya prinsip-prinsip pembelajaran.
            Makalah ini akan membahas tentang prinsip-prinsip proses belajar mengajar yang sangat diperlukan oleh para guru dan peserta didik dalam rangka kelangsungan pembelajaran yang efektif dan efesien.
B.     Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan konsep dasar belajar mengajar
2.       Menjelaskan dasar-dasar strategi belajar mengajar
3.      Menjelaskan dasar-dasar perumusan tujuan dan evaluasi belajar mengajar

C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui konsep yang baik dalam belajar mengajar
2.      Untuk mengetahui pemilihan strategi yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dalam belajar mengajar
3.      Untuk mengetahui tujuan evaluasi dalam belajar mengajar




















                                                      BAB II
                                                    PEMBAHASAN
“PRINSIP-PRINSIP PROSES BELAJAR MENGAJAR”
A.    Konsep Dasar Belajar Mengajar
Konsep dasar belajar mengajar merupakan suatu prinsip dasar yang sangat fundamental yang harus dipahami setiap guru dalam rangka melaksanakan proses belajar mengajar di ruang lingkup dunia pendidikan. Dengan didasari memahami mengenai konsep dasar belajar mengajar diharapkan tercapainya suatu tujuan dari proses belajar mengajar yang berkualitas dan pada akhirnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, setidaknya oleh para guru sebagai pendidik dalam rangka pemahaman dan menciptakan peserta didik yang berkualitas sesuai dengan karakteristik minat dan bakat serta kemampuan yang dimiliki siswa.
            Guru merupakan figur yang sentral dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas institusional dalam proses belajar mengajar, karena ditangan para guru terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan disekolah yang berkaitan dengan masa depan karier para peserta didik yang menjadi tumpuan harapan para orangtua. Oleh karena itu setidaknya seorang guru memiliki tugas-tugas pokok antara lain : mampu dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan membimbing kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain para guru mampu menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya dengan memahami dengan seksama hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, sebagai berikut :[1]
a)      Aspek siswa, seorang guru harus memahami segala karakteristik perbedaan yang ada pada diri peserta didik, guna mencapai tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangan para peserta didik
b)      Aspek tujuan, yaitu apa yang akhirnya diharapkan tercapainya setelah adanya kegiatan belajar mengajar, yang diaplikasikan kedalam kegiatan yang terencana dan dapat dievaluasi (terukur)
c)      Aspek guru, sebagai figur pendidik seyogyanya dalam proses belajar mengajar selalu mengusahakan terciptanya situasi yang mengarah pada proses pengalaman belajar (learning experience) pada diri siswa, dengan mengarahkan segala sumber (learning resources) dan menggunakan strategi belajar mengajar (teaching-learning strategy) yang tepat (appropriate)

Dari sini timbul suatu pemahaman bahwa terjadinya perilaku belajar pada siswa dan perilaku mengajar pada guru tidak berlangsung dari satu arah (one way system) melainkan terjadinya secara timbal balik (interaktif, two way traffic system) yang seyogyanya dipahami dan disepakati bersama.
Setidaknya minimal ada 3 komponen yang harus dipahami oleh guru dalam rangka pencapaian dari perubahan-perubahan dari hasil proses belajar mengajar, yaitu :
a)      Hakikat atau konsep dasar serta terjadinya perilaku belajar pada diri siswa.
b)      Kriteria dan cara merumuskan tujuan belajar mengajar (instruksional) dalam bentuk yang operasional yang dapat dipandang sebagai manifestasi hasil perilaku belajar siswa yang secara langsung dapat diamati (observasi) dan dapat dievaluasi atau diukur (measurable)
c)      Karakteristik utama, termasuk segi-segi kebaikan dan kelemahannya, dari beberapa model strategi belajar mengajar yang umum, serta kriteria yang dapat dipergunakan untuk memilihnya bagi keperluan penggunaannya.

A.    Dasar-Dasar Strategi Belajar Mengajar
Secara harfiah, kata strategi dapat diartikan sebagai seni yakni aiasat atau rencana. Dalam perspektif psikologi kata strategi yang berasal dari bahasa yunani berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk mencapai tujuan. Jadi strategi mengajar sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pegajaran tertentu. Strategi mengajar tidak terlepas dari metode mengajar, karena merupakan kiat praktis yang dipakai guru untuk mrngajarkan materi pelajaran tertentu dengan metode mengajar tertentu pula, seperti metode ceramah.[2]
            Diantara strategi mengajar itu terdapat sebuah strategi belajar mengajar yang berdasarkan strategi yang kognitif, yang relatif masih aktual. Strategi ini bernama Strategy Program For Effektive Learning/ Teaching (SPELT). Tujuan strategi SPELT ini adalah :
1.      Penuntut ilmu yang aktif sebagai pemikir dan pemecah masalah
2.      Penuntut ilmu yang mandiri, memiliki rencana dan strategi sendiri yang efisien dan mendekati belajar.
3.      Penuntut ilmu yang lebih sadar akan kemampuan mengendalikan proses berpikirnya sendiri.
Dalam melaksanakan strategi SPELT ada 3 macam strategi belajar mengajar :
1.      Direct strategy instruction (pengajaran dengan strategi langsung)
2.      Teaching for transfer (mengajar untuk mentransfer strategi)
3.      Generating elaborative strategies (pembangkitan strategi belajar siswa yang luas dan terperinci) 

Yang dimaksud strategi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Menurut Newman dan Logan, dalam bukunya yang berjudul Strategi policy and Central Management (1971:8); strategi dasar dari setiap usaha akan mencakup keempat hal sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (output) seperti apa yang harus dicapai dan menjadi sasaran (target) usaha itu, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2.      Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic ways) manakah yang dipandang paling ampuh (effective) guna mencapai sasaran tersebut.
3.      Mempertimbangkan dan menetapkan langka-langkah (steps) mana yang akan ditempuh sejak titik awal sampai kepada titik akhir dimana tercapainya sasaran tersebut.
4.      Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) yang bagaimana dipergunakan dalam pengukuran dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha tersebut.
Kalau kita terapkan dalam konteks pendidikan, keempat unsur strategi dasar tersebut akan sejalan sekali dengan keempat tahapan langkah utama dari pola dasar PPSI, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
1.      Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan profil perilaku dan pribadi siswa.
2.      Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar utama yang dipandang paling efektif guna mencapai sasaran tersebut.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan tekhnik belajar-mengajar (teaching methods) yang bagaiamana dipandang paling efektif dan efisien serta produktif.
4.      Menetapkan norma-norma dan batasan minimum ukuran keberhasilan atau ukuran baku keberhasilan.
Guru dituntut untuk memahami, memikirkan strategi atau pendekatan yang akan digunakan. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar peserta didik.
A.    Hakikat strategi pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses multiarah antara siswa, guru, dan lingkungan belajar. Karena itu proses pembelajaran harus diatur sedemikian rupa hingga akan diperoleh dampak pembelajaran secara langsung kearah perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pendapat para ahli :
Kozma dan Gafur (1989) : Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Gerlach dan Ely (1980) : strategi pembelajaran merupakan cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran tertentu. Meliputi, sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.
     Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar. Strategi pembelajaran terdiri atas metode, tekhnik, dan prosedur yang mampu menjamin peserta didik benar-benar dapat dapat mencapai tujuan diakhir kegiatan pembelajaran.
-          Tekhnik pembelajaran yaitu alat atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik sesuai tujuan yang ingin dicapai.
-          Metode pembelajaran yaitu cara yang digunakan guru didalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran harus lebih bersifat prosedural, dan tekhnik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Komponen dan Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
 Menurut Walter Dick, Komponen strategi pembelajaran meliputi :
-          Kegiatan pembelajaran pendahuluan, guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan.
-          Penyampaian informasi, guru perlu memperhatikan urutan ruang lingkup dan jenis materi yang akan disampaikan.
-          Partisipasi peserta didik, proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
-          Tes, biasanya dilakukan diakhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran.
-          Kegiatan lanjut (follow up), setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil bagus atau diatas rata-rata.
-          Kriteria pemilihan strategi pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta didik serta situasi dan kondisi dimana proses belajar berlangsung.

Pendekatan Inovatif dalam Strategi Pembelajaran
           Dalam mengaktifkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran secara mandiri yaitu melalui kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada penemuan dan pencarian.[3]
Menurut Jeremmy Brunner :
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Disini terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar mengajar, sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak punya arah dan tujuan yang pasti.

Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya. Satu masalah yang dipelajari oelh 2 orang dengan pendekatan yang berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama.

Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivikasi anak didik agar mampu manerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berpikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, dengan sasaran yang bebeda, guru hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama.

Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru diketahui keberhasilannya, setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi yang lain.

B.     Dasar-Dasar Perumusan Tujuan Evaluasi Belajar Mengajar
            Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan program pembelajaran siswa, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa dan berfungsi untuk menentukan siswa dalam kelompoknya atau mengetahui perkembangan siswa.
            Tujuan evaluasi antara lain :[4]
1.      Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berati dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar yang melibatkan dirinya selaku pemimbing dan pembantu kegiatan belajar siswanya itu.
2.      Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah siswa tersebut termasuk kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya.
3.      Untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan, kecerdasan yang dimilkinya) untuk keperluan belajar. Jadi, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.
4.      Untuk mengetahui tingkat daya guna dan basil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar (PBM). Dengan demikian, apabila sebuah metode yang digunakan guru tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa yang memuaskan, guru amat dianjurkan mengganti metode tersebut atau mengkombinasikannya dengan metode lain yang serasi.
5.      Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini berarti dengan evaluasi, guru akan dapat mengetahui gambaran tingkat usaha siswa. Hasil yang baik pada umumnya menunjukan tingkat usaha yang efisien, sedangkan hasil yang buruk adalah cermin usaha yang tidak efisien. 





















                                                    BAB III
                                                             PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal.
            Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi peserta didik maupun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.
B.     Saran
            Dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar di kelas, sebaiknya sebagai calon pendidik kita harus bisa menjelaskan prinsip belajar, menerapkannya dalam upaya meningkatkan kualitas kita sebagai calon pendidik dan juga menciptakan suasana yang akan menjadikan peserta didik lebih nyaman dalam menerima bahan ajar yang akan kita berikan nantinya.

                                                DAFTAR PUSTAKA
Sardiman, Evaluasi Belajar Mengajar.(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), 184
Uzer Usman, Interaksi dan Strategi Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya,1999), 29
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,2013), 168
http://techonly13.wordpress.com/2010/08/01/konsep-dasar-teori-belajar




[1] http://techonly13.wordpress.com/2010/08/01/konsep-dasar-teori-belajar

[2] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,2013), 168
[3] Uzer Usman, Interaksi dan Strategi Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya,1999), 29
[4] Sardiman, Evaluasi Belajar Mengajar.(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), 184

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Prinsip Prinsip Proses Belajar Mengajar

                                                            BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah          ...